"ing sakjeroning sepi kui ono ajaran luhur lan tumindak wicaksono kang dadi pinuju kabecikan-di dalam kerendahan hati itu ada ajaran luhur dan tindakan bijaksana yang menjadi tujuan kebajikan"

Minggu, 16 Oktober 2016

METALLICA & PERESTROIKA


Dan akhirnya, Amerika mengirim Metallica ke Moskow pada tahun 1991, untuk merayakan kemenangan mereka dalam Perang Dingin.


Perseteruan Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (USSR) memiliki babak baru setelah mereka sukses bekerja sama mengeroyok Jerman dalam Perang Dunia ke 2. AS bersama sekutunya, Inggris dan Kanada, berhasil merangsek sampai ke Berlin pada akhir April 1945. Begitu pula dengan Uni Soviet, menggunakan strategi “gelombang manusia”, Jerman yang perkasa di awal perang didesak hingga ke jantung kekuasaannya, Berlin.

Berlin, dari kota inilah perseteruan dua raksasa dimulai. Serdadu-serdadu AS dan USSR pada saat yang bersamaan mengepung Berlin. Begitu Jerman jatuh, kerjasama AS dan USSR berubah menjadi saling todong senjata. Berlin, dengan kondisi luluh lantak, sukses menarik pelatuk perang ideologis selama lebih dari empat dekade.Persaingan AS dan USSR ini akhirnya memaksa Berlin dibagi menjadi dua, Berlin Barat dan Berlin Timur. Jerman juga terbagi menjadi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur.

Perseteruan Amerika Serikat dengan Uni Soviet, yang dikemudian hari dikenal dengan nama Perang Dingin, adalah wakil dari perseteruan dua ideologi besar ketika itu, Kapitalisme dan Komunisme.Perang Dingin lebih berupa perang perebutan pengaruh di berbagai penjuru dunia. Baik AS dan USSR memiliki mesin politik internasional yang dikenal dengan NATO (AS) dan Pakta Warsawa (USSR).

Perang Dingin ini tidak pernah menjadi perang panas. Namun, dalam beberapa peristiwa politik di beberapa negara lainnya, terjadi perang panas yang melibatkan AS dan USSR. Perang Vietnam misalnya, adalah upaya mencegah pengaruh komunisme di Asia Tenggara. AS menggunakan kekuatan militer untuk mendukung Vietnam Selatan dalam menghadapi Vetnam Utara (Vietkong). Operasi militer AS ini gagal total sehingga menyebabkan seluruh Vietnam menjadi komunis sampai sekarang. Sedangkan USSR melakukan operasi militer di Afganistan. Operasi militer ini meksipun berhasil namun gagal mengkomuniskan Afganistan.

Di beberapa negara lainnya, banyak terjadi kudeta politik untuk menurunkan rezim yang pro AS, atau sebaliknya untuk menurunkan rezim yang pro USSR. Cuba adalah contoh kesuksesan komunisme untuk meraih kekuasaan menyingkirkan rezim sebelumnya yang pro AS. Kudeta sukses juga terjadi di Bolivia. Rezim yang pro USSR dilengserkan oleh rezim baru yang pro AS.

Penyingkiran kekuatan komunis yang agak berbeda terjadi di Indonesia. USSR meskipun menyuplai perlengkapan militer untuk TNI, namun PKI memiliki afiliasi yang cenderung ke China. Meskipun sesama negara komunis, China tidak begitu dekat dengan USSR. China lebih memiliki ambisi untuk muncul sebagai kekuatan baru di politik internasional. Pasca PKI 1965, Indonesia berbalik arah mendekat ke AS meskipun menjalankan hubungan internasional yang bebas aktif. Segala bentuk kerjasama dengan China dan USSR berhenti seiring pembubaran PKI.

Perang Dingin ini membawa dunia dalam kurun waktu 1945 sampai 1990 terbagi menjadi dua kutub, yaitu Barat dan Timur, Kapitalis dan Komunis. Sampai awal tahun 1980an, Perang Dingin terus berlangsung dalam kondisi yang masih sama-sama kuat antara dua blok. AS dan USSR saling ancam soal senjata nuklir. Pengerahan kekuatan militer lintas angkatan bahkan dilakukan di Selat Bering pada pertengahan tahun 1980an. Selat Bering merupakan perairan pemisah antara wilayah AS (Alaska) dan USSR (Siberia). Kekuatan militer USSR menumpuk di Siberia dan AS menumpuk militernya di Alaska. Namun, perang panas yang ditunggu-tunggu tidak kunjung terjadi. Perang Dingin yang agak memanas di dekat kutub utara itu tidak pernah benar-benar menjadi aksi militer AS vs USSR.

Akhir dasawarsa 80an, perimbangan kekuatan mulai timpang. Blok Timur mulai goyah. Awal dekade 90an, bisa dikatakan Perang Dingin telah berakhir. Ronald Reagan (Presiden AS di akhir dekade 80an), dengan jumawa mengatakan ambruknya “Evil Empire”, julukan yang dibuat oleh blok AS untuk menunjuk wilayah kekuasaan USSR (USSR dan negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa).

Mikhail Gorbachev,Presiden USSR yang menjabat peertengahan dekade 80an, melakukan beberapa kebijakan nasional yang dikenal dengan istilah perestroika dan glasnost. Gorbachev merasa perlu bagi USSR untuk melakukan beberapa kebijakan baru untuk membuka tatanan nasional yang lebih terbuka, lebih berpatisipasi dalam kebudayaan, teknologi, dan kesempatan rakyat mengakses informasi lebih bebas. Selama rezim komunis, USSR adalah negara tertutup. Hubungan dengan negara-negara lainnya lebih banyak menggunakan superioritas militer.

Dengan doktrin komunisme yang terpimpin, USSR menerapkan partai tunggal, yaitu PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). PKUS merupakan satu-satunya partai, dan satu-satunya jalan untuk menentukan pemimpin tertinggi USSR.

Akses berita dibatasi dan menjadi monopoli PKUS untuk menentukan apa yang boleh diketahui oleh rakyat USSR. Semua kendali negara bersifat diktatorial. Segala segi kehidupan rakyat USSR ditentukan oleh negara. Dari politik sampai kebudayaan, dari olahraga hingga pekerjaan. Doktrin komunisme ala USSR mengharuskan rakyat bekerja dengan semua kemampuan yang mereka miliki, namun rakyat dibayar hanya dengan apa yang mereka butuhkan.

USSR menerapkan kebijakan teknologi yang terpusat. Akses teknologi rakyat USSR dibatasi. Meskipun USSR mampu mengimbangi AS dalam berbagai bidang teknologi (termasuk teknologi ruang angkasa), namun rakyat USSR hanya boleh menikmati teknologi dengan sangat terbatas. Teknologi adalah milik negara.

Pertengahan dekade 80an, ketika Selat Bering yang beku namun memanas akibat penumpukan mesin-mesin perang oleh AS dan USSR, Gorbachev melakukan kebijakan yang kelak mengubah takdir sejarah Perang Dingin. Dunia kemudian mengenal apa yang disebut dengan istilah perestroika dan glasnost.

Perestroika yang dilakukan Gorbachev adalah upaya untuk membawa USSR dari sistem politik diktatorial menuju negara yang demokratis, politik ekonomi yang lebih terbuka bagi rakyatnya, dan memberikan kebebasan berpendapat dan melakukan aktivitas keagamaan.

Perekonomian USSR yang sebelumnya berada dalam kontrol kuat negara, mulai diberi kebebasan untuk lebih terbuka. Investasi modal asing yang merupakan “barang haram” bagi komunisme mulai diberlakukan di USSR. Kelompok swasta diberi kesempatan luas untuk berpartisipasi dalam perekonomian nasional. Tenaga kerja diberi insentif yang memadai dan harga-harga disesuaikan dengan kondisi terkini rakyat USSR ketika itu.

Perestroika adalah harapan besar bagi Gorbachev, untuk menata dunia baru yang lebih baik. Hubungan yang penuh konfrontasi politik dan penuh ancaman militer dengan AS, diganti dengan pola hubungan yang bersifat relasional, penuh kerjasama, dan mengutamakan perdamaian.
Glasnost menekankan pada aspek kebudayaan. Rakyat USSR diberi ruang yang lebih luas untuk mengakses informasi dan menyatakan pendapat di muka umum. Rakyat diberi hak seluas-luasnya untuk melakukan kritik kepada kebijakan pemerintah. Melalui glasnost, pemerintah USSR tidak lagi berwajah angker atau menyeramkan, tetapi mencoba lebih manusiawi dan semakin mendekat kepada rakyatnya.

Perestroika memungkinkan masuknya kebudayaan barat ke USSR melalui pintu ekonomi. Kebudayaan barat ini mendapatkan sambutan dari rakyat USSR seiring kebijakan glasnost. Sebuah band musik beraliran rock muncul sebagai hasil kebijakan Gorbachev. Band musik ini kemudian dikenal oleh dunia dengan nama Gorky Park. Nama band musik rock ini diambil dari nama sebuah taman kota yang terkenal di Moskow. Band ini berhasil go internasional dan meraih popularitas selama dekade 80an sampai 90an.

Band-band musik dari barat kemudian berdatangan ke USSR. Tahun 1989, Yngwie Malmsteen, musisi AS kelahiran Swedia mengadakan konser di kota keramat USSR, Leningrad. Keangkeran “Evil Empire” semakin luntur seiring konsistensi Gorbachev menerapkan perestroika dan glasnost.
Kebudayaan yang berbungkus ideologis, menjadi lebih terbuka dengan kemasan industri. Perestroika memungkinkan kebudayaan menjadi industri populer sebagaimana Eropa Barat dan AS menikmatinya jauh-jauh hari sebelumnya.

Penerapan perestroika dan glasnost ini membuat sebagian rakyat USSR mengalami euphoria kebebasan. Namun, beberapa kelompok konservatif menentang kebijakan Gorbachev ini. Kelompok konservatif merupakan kelompok yang masih percaya pada ideologi komunis Marxis Leninisme.
Kelompok konservatif ini dengan segala daya upaya menahan laju perestroika dan glasnost, bahkan berupaya membatalkannya. Upaya mereka berujung pada penculikan Gorbachev di Agustus tahun 1991. Penculikan dengan tujuan kudeta ini berhasil digagalkan oleh Boris Yeltsin. Setelah penculikan, Gorbachev mengundurkan diri dan digantikan oleh Yeltsin.

Konflik internal USSR kemudian menghasilkan perpecahan nasional dan bubarnya Pakta Warsawa. USSR resmi bubar dan terpecah menjadi beberapa negara, yaitu Rusia, Ukraina, Uzbekistan, Kazakhtan, Azerbaijan, dan Georgia. Di dunia internasional, negara-negara Eropa Timur yang masuk blok Pakta Warsawa mengalami transisi dari komunisme menuju demokrasi. Beberapa bekas negara komunis juga terpecah, seperti Cekoslovakia yang terbagi menjadi Ceko dan Slovakia. Yugoslavia terpecah menjadi Bosnia, Serbia, Moldova, dan Kroasia.

Tahun 1989, ketika Eropa Timur mengalami pergolakan yang menuju perpecahan, reunifikasi justru terjadi di Jerman. Jerman yang semenjak kekalahan Perang Dunia ke 2 dibagi menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur berhasil menyatukan diri. Tembok Berlin yang angker berhasil dirubuhkan untuk menyatukan Berlin Barat dan Berlin Timur. Penyatuan Jerman adalah tanda-tanda kekalahan ideologi komunisme ala USSR. Rakyat Jerman Timur yang selama 4 dekade dikungkung oleh “tirai besi” USSR mengalami euphoria seketika Jerman bersatu.


Kebijakan perestroika dan glasnost ini, memberikan angin segar bagi superioritas AS. Ide demokrasi, keterbukaan, dan liberalisme mendapatkan pembenaran ketika komunis yang angkuh ala Leninisme berujung pada bubarnya USSR. Dunia ketika itu mendapatkan pelajaran berharga, bagaimana sebuah negara besar yang menjadi simbol superioritas ideologi komunis akhirnya harus tumbang dari dalam dirinya. Rakyat yang terkekang dan tidak memiliki ruang untuk mengaktualisasikan dirinya akhirnya harus memilih ideologi yang lebih humanis menurut mereka. Fenomena USSR adalah anomali dari doktrin Marxisme. Marxisme mengajarkan kebebasan beraktualisasi bagi manusia namun gagal dilaksanakan oleh negara yang menjadikan Marxisme sebagai landasan ideologi negara.



Metallica, ikon dari kebudayaan rakyat AS, pada September tahun 1991 menginjakkan kakinya di Moskow. 1,6 juta pasang mata rakyat USSR melihat dan menikmati, bagaimana ikon kebudayaan Amerika memberikan pertunjukan dari tradisi rakyat yang liberal. 

Metallica tidak sendirian, dia hadir bersama Pantera dan Motley Crue. Rakyat USSR melampiaskan euphoria kebebasan meskipun dengan penjagaan tentara merah dalam konser tersebut. Komunisme ditampar dengan sangat telak, tepat di depan rakyat USSR.