Dan akhirnya, Amerika mengirim Metallica ke Moskow
pada tahun 1991, untuk merayakan kemenangan mereka dalam Perang Dingin.
Perseteruan
Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (USSR) memiliki babak baru setelah mereka
sukses bekerja sama mengeroyok Jerman dalam Perang Dunia ke 2. AS bersama
sekutunya, Inggris dan Kanada, berhasil merangsek sampai ke Berlin pada akhir
April 1945. Begitu pula dengan Uni Soviet, menggunakan strategi “gelombang
manusia”, Jerman yang perkasa di awal perang didesak hingga ke jantung
kekuasaannya, Berlin.
Berlin,
dari kota inilah perseteruan dua raksasa dimulai. Serdadu-serdadu AS dan USSR
pada saat yang bersamaan mengepung Berlin. Begitu Jerman jatuh, kerjasama AS
dan USSR berubah menjadi saling todong senjata. Berlin, dengan kondisi luluh
lantak, sukses menarik pelatuk perang ideologis selama lebih dari empat
dekade.Persaingan AS dan USSR ini akhirnya memaksa Berlin dibagi menjadi dua,
Berlin Barat dan Berlin Timur. Jerman juga terbagi menjadi dua, Jerman Barat
dan Jerman Timur.
Perseteruan
Amerika Serikat dengan Uni Soviet, yang dikemudian hari dikenal dengan nama
Perang Dingin, adalah wakil dari perseteruan dua ideologi besar ketika itu,
Kapitalisme dan Komunisme.Perang Dingin lebih berupa perang perebutan pengaruh
di berbagai penjuru dunia. Baik AS dan USSR memiliki mesin politik
internasional yang dikenal dengan NATO (AS) dan Pakta Warsawa (USSR).
Perang
Dingin ini tidak pernah menjadi perang panas. Namun, dalam beberapa peristiwa
politik di beberapa negara lainnya, terjadi perang panas yang melibatkan AS dan
USSR. Perang Vietnam misalnya, adalah upaya mencegah pengaruh komunisme di Asia
Tenggara. AS menggunakan kekuatan militer untuk mendukung Vietnam Selatan dalam
menghadapi Vetnam Utara (Vietkong). Operasi militer AS ini gagal total sehingga
menyebabkan seluruh Vietnam menjadi komunis sampai sekarang. Sedangkan USSR
melakukan operasi militer di Afganistan. Operasi militer ini meksipun berhasil
namun gagal mengkomuniskan Afganistan.
Di
beberapa negara lainnya, banyak terjadi kudeta politik untuk menurunkan rezim
yang pro AS, atau sebaliknya untuk menurunkan rezim yang pro USSR. Cuba adalah
contoh kesuksesan komunisme untuk meraih kekuasaan menyingkirkan rezim
sebelumnya yang pro AS. Kudeta sukses juga terjadi di Bolivia. Rezim yang pro
USSR dilengserkan oleh rezim baru yang pro AS.
Penyingkiran
kekuatan komunis yang agak berbeda terjadi di Indonesia. USSR meskipun
menyuplai perlengkapan militer untuk TNI, namun PKI memiliki afiliasi yang
cenderung ke China. Meskipun sesama negara komunis, China tidak begitu dekat
dengan USSR. China lebih memiliki ambisi untuk muncul sebagai kekuatan baru di
politik internasional. Pasca PKI 1965, Indonesia berbalik arah mendekat ke AS
meskipun menjalankan hubungan internasional yang bebas aktif. Segala bentuk
kerjasama dengan China dan USSR berhenti seiring pembubaran PKI.
Perang
Dingin ini membawa dunia dalam kurun waktu 1945 sampai 1990 terbagi menjadi dua
kutub, yaitu Barat dan Timur, Kapitalis dan Komunis. Sampai awal tahun 1980an,
Perang Dingin terus berlangsung dalam kondisi yang masih sama-sama kuat antara
dua blok. AS dan USSR saling ancam soal senjata nuklir. Pengerahan kekuatan
militer lintas angkatan bahkan dilakukan di Selat Bering pada pertengahan tahun
1980an. Selat Bering merupakan perairan pemisah antara wilayah AS (Alaska) dan
USSR (Siberia). Kekuatan militer USSR menumpuk di Siberia dan AS menumpuk
militernya di Alaska. Namun, perang panas yang ditunggu-tunggu tidak kunjung
terjadi. Perang Dingin yang agak memanas di dekat kutub utara itu tidak pernah
benar-benar menjadi aksi militer AS vs USSR.
Akhir
dasawarsa 80an, perimbangan kekuatan mulai timpang. Blok Timur mulai goyah.
Awal dekade 90an, bisa dikatakan Perang Dingin telah berakhir. Ronald Reagan
(Presiden AS di akhir dekade 80an), dengan jumawa mengatakan ambruknya “Evil
Empire”, julukan yang dibuat oleh blok AS untuk menunjuk wilayah kekuasaan USSR
(USSR dan negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa).
Mikhail
Gorbachev,Presiden USSR yang menjabat peertengahan dekade 80an, melakukan beberapa
kebijakan nasional yang dikenal dengan istilah perestroika dan glasnost.
Gorbachev merasa perlu bagi USSR untuk melakukan beberapa kebijakan baru untuk
membuka tatanan nasional yang lebih terbuka, lebih berpatisipasi dalam
kebudayaan, teknologi, dan kesempatan rakyat mengakses informasi lebih bebas.
Selama rezim komunis, USSR adalah negara tertutup. Hubungan dengan
negara-negara lainnya lebih banyak menggunakan superioritas militer.
Dengan
doktrin komunisme yang terpimpin, USSR menerapkan partai tunggal, yaitu PKUS
(Partai Komunis Uni Soviet). PKUS merupakan satu-satunya partai, dan
satu-satunya jalan untuk menentukan pemimpin tertinggi USSR.
Akses
berita dibatasi dan menjadi monopoli PKUS untuk menentukan apa yang boleh
diketahui oleh rakyat USSR. Semua kendali negara bersifat diktatorial. Segala
segi kehidupan rakyat USSR ditentukan oleh negara. Dari politik sampai
kebudayaan, dari olahraga hingga pekerjaan. Doktrin komunisme ala USSR
mengharuskan rakyat bekerja dengan semua kemampuan yang mereka miliki, namun
rakyat dibayar hanya dengan apa yang mereka butuhkan.
USSR
menerapkan kebijakan teknologi yang terpusat. Akses teknologi rakyat USSR
dibatasi. Meskipun USSR mampu mengimbangi AS dalam berbagai bidang teknologi
(termasuk teknologi ruang angkasa), namun rakyat USSR hanya boleh menikmati
teknologi dengan sangat terbatas. Teknologi adalah milik negara.
Pertengahan
dekade 80an, ketika Selat Bering yang beku namun memanas akibat penumpukan
mesin-mesin perang oleh AS dan USSR, Gorbachev melakukan kebijakan yang kelak
mengubah takdir sejarah Perang Dingin. Dunia kemudian mengenal apa yang disebut
dengan istilah perestroika dan glasnost.
Perestroika
yang dilakukan Gorbachev adalah upaya untuk membawa USSR dari sistem politik
diktatorial menuju negara yang demokratis, politik ekonomi yang lebih terbuka
bagi rakyatnya, dan memberikan kebebasan berpendapat dan melakukan aktivitas
keagamaan.
Perekonomian
USSR yang sebelumnya berada dalam kontrol kuat negara, mulai diberi kebebasan
untuk lebih terbuka. Investasi modal asing yang merupakan “barang haram” bagi
komunisme mulai diberlakukan di USSR. Kelompok swasta diberi kesempatan luas
untuk berpartisipasi dalam perekonomian nasional. Tenaga kerja diberi insentif
yang memadai dan harga-harga disesuaikan dengan kondisi terkini rakyat USSR
ketika itu.
Perestroika
adalah harapan besar bagi Gorbachev, untuk menata dunia baru yang lebih baik.
Hubungan yang penuh konfrontasi politik dan penuh ancaman militer dengan AS,
diganti dengan pola hubungan yang bersifat relasional, penuh kerjasama, dan
mengutamakan perdamaian.
Glasnost
menekankan pada aspek kebudayaan. Rakyat USSR diberi ruang yang lebih luas
untuk mengakses informasi dan menyatakan pendapat di muka umum. Rakyat diberi
hak seluas-luasnya untuk melakukan kritik kepada kebijakan pemerintah. Melalui
glasnost, pemerintah USSR tidak lagi berwajah angker atau menyeramkan, tetapi
mencoba lebih manusiawi dan semakin mendekat kepada rakyatnya.
Perestroika
memungkinkan masuknya kebudayaan barat ke USSR melalui pintu ekonomi.
Kebudayaan barat ini mendapatkan sambutan dari rakyat USSR seiring kebijakan
glasnost. Sebuah band musik beraliran rock muncul sebagai hasil kebijakan
Gorbachev. Band musik ini kemudian dikenal oleh dunia dengan nama Gorky Park.
Nama band musik rock ini diambil dari nama sebuah taman kota yang terkenal di
Moskow. Band ini berhasil go internasional dan meraih popularitas selama dekade
80an sampai 90an.
Band-band
musik dari barat kemudian berdatangan ke USSR. Tahun 1989, Yngwie Malmsteen,
musisi AS kelahiran Swedia mengadakan konser di kota keramat USSR, Leningrad.
Keangkeran “Evil Empire” semakin luntur seiring konsistensi Gorbachev
menerapkan perestroika dan glasnost.
Kebudayaan
yang berbungkus ideologis, menjadi lebih terbuka dengan kemasan industri.
Perestroika memungkinkan kebudayaan menjadi industri populer sebagaimana Eropa
Barat dan AS menikmatinya jauh-jauh hari sebelumnya.
Penerapan
perestroika dan glasnost ini membuat sebagian rakyat USSR mengalami euphoria
kebebasan. Namun, beberapa kelompok konservatif menentang kebijakan Gorbachev
ini. Kelompok konservatif merupakan kelompok yang masih percaya pada ideologi
komunis Marxis Leninisme.
Kelompok
konservatif ini dengan segala daya upaya menahan laju perestroika dan glasnost,
bahkan berupaya membatalkannya. Upaya mereka berujung pada penculikan Gorbachev
di Agustus tahun 1991. Penculikan dengan tujuan kudeta ini berhasil digagalkan
oleh Boris Yeltsin. Setelah penculikan, Gorbachev mengundurkan diri dan
digantikan oleh Yeltsin.
Konflik
internal USSR kemudian menghasilkan perpecahan nasional dan bubarnya Pakta
Warsawa. USSR resmi bubar dan terpecah menjadi beberapa negara, yaitu Rusia,
Ukraina, Uzbekistan, Kazakhtan, Azerbaijan, dan Georgia. Di dunia
internasional, negara-negara Eropa Timur yang masuk blok Pakta Warsawa
mengalami transisi dari komunisme menuju demokrasi. Beberapa bekas negara
komunis juga terpecah, seperti Cekoslovakia yang terbagi menjadi Ceko dan
Slovakia. Yugoslavia terpecah menjadi Bosnia, Serbia, Moldova, dan Kroasia.
Tahun
1989, ketika Eropa Timur mengalami pergolakan yang menuju perpecahan,
reunifikasi justru terjadi di Jerman. Jerman yang semenjak kekalahan Perang
Dunia ke 2 dibagi menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur berhasil menyatukan
diri. Tembok Berlin yang angker berhasil dirubuhkan untuk menyatukan Berlin
Barat dan Berlin Timur. Penyatuan Jerman adalah tanda-tanda kekalahan ideologi
komunisme ala USSR. Rakyat Jerman Timur yang selama 4 dekade dikungkung oleh
“tirai besi” USSR mengalami euphoria seketika Jerman bersatu.
Kebijakan
perestroika dan glasnost ini, memberikan angin segar bagi superioritas AS. Ide
demokrasi, keterbukaan, dan liberalisme mendapatkan pembenaran ketika komunis
yang angkuh ala Leninisme berujung pada bubarnya USSR. Dunia ketika itu mendapatkan pelajaran berharga, bagaimana sebuah negara besar
yang menjadi simbol superioritas ideologi komunis akhirnya harus tumbang dari
dalam dirinya. Rakyat yang terkekang dan tidak memiliki ruang untuk
mengaktualisasikan dirinya akhirnya harus memilih ideologi yang lebih humanis
menurut mereka. Fenomena USSR adalah anomali dari doktrin Marxisme. Marxisme
mengajarkan kebebasan beraktualisasi bagi manusia namun gagal dilaksanakan oleh
negara yang menjadikan Marxisme sebagai landasan ideologi negara.
Metallica, ikon dari kebudayaan rakyat AS, pada September tahun 1991 menginjakkan kakinya di Moskow. 1,6 juta pasang mata rakyat USSR melihat dan menikmati, bagaimana ikon kebudayaan Amerika memberikan pertunjukan dari tradisi rakyat yang liberal.
Metallica tidak sendirian, dia hadir bersama Pantera dan Motley Crue. Rakyat USSR melampiaskan euphoria kebebasan meskipun dengan penjagaan tentara merah dalam konser tersebut. Komunisme ditampar dengan sangat telak, tepat di depan rakyat USSR.