"ing sakjeroning sepi kui ono ajaran luhur lan tumindak wicaksono kang dadi pinuju kabecikan-di dalam kerendahan hati itu ada ajaran luhur dan tindakan bijaksana yang menjadi tujuan kebajikan"

Rabu, 25 Juni 2014

DRACULA, TAKHAYUL DI PUSAT MODERNITAS (Kisah Pemusnahan Setan Warisan Abad Kegelapan dengan Perangkat Sains)

#SZ 2003

"Pertanyaanya adalah dimana para dukun, ahli sihir, kaum agamawan, atau cenayang yang biasanya jadi juru selamat pada kisah-kisah horor ini."

Konon ceritanya, subyek ini adalah makhluk paling menyeramkan dari semua jenis makhluk antagonis[1]  yang pernah ada. Tapi, tidak ada salahnya jika berkenalan lebih dahulu dengan subyek berikut.[2] Namanya adalah Count[3] Dracula. Subyek ini berdiam pada sebuah kastil nun jauh di pedalaman Transylvania, Romania.  Konon, usianya telah melebihi satu millennium. Dia yang tidak bisa mati, namun tidak juga hidup. Berkeliaran ketika matahari tenggelam dan tidur ketika fajar menyingsing. Tahukah kamu, tempat tidurnya adalah sebuah peti mati.
       Dracula, demikianlah sebutan yang kemudian mendunia. Menebarkan teror di sekitar Transylvania. Seketika orang-orang dilanda ketakutan ketika malam menjelang. Dia, subyek itu, terbang mencari mangsa di kegelapan malam dalam bentuk kelelawar. Uniknya, dia sangat menyukai cahaya bulan. Cahaya purnama yang benderang adalah petanda dia akan datang. Malam yang dinaungi bulan penuh pesona itu adalah alamat bahwa malam ini harus ada yang mati untuk melepas dahaga “yang tidak bisa mati”. Ratusan tahun lamanya, teror itu menghinggapi Transylvania. Owwhhh iya, satu lagi. Subyek tersebut tidak hanya mampu berubah menjadi kelelawar. Dia juga mampu menjadi binatang apapun yang dikehendakinya.
       Namun, subyek tersebut juga memiliki rasa bosan. Transylvania yang sepi dan terbelakang terasa tempat menjemukan buatnya. Terpikirlah untuk menyari persinggahan baru. Dan tujuannya adalah sebuah metropolitan di sebelah barat Eropa, London.
       Jonathan Harker, pengacara muda dari London. Dia inilah yang kemudian mengurus segala keperluan legal hukum kepindahan Count ke London. Sebuah rumah (lebih tepat gedung tua) telah dibeli sesuai dengan keinginan sang Count.
       Begitu sang Count tiba di London, seketika metropolitan tersebut dilanda horor yang tidak diketahui sebab musababnya. Namun, bukan disini sebenarnya menariknya kisah si Dracula ini. Perhatikan tokoh-tokoh yang berhasil menggagalkan rencana jahat si Dracula ini.
Jonathan Harker, pengacara yang berhasil meloloskan diri dari Transylvania. Profesor van Helsing, seorang ilmuwan lintas disiplin ilmu dari Universitas Amsterdam. Mina Harker, tunangan Jonathan yang berprofesi sebagai guru sekolah. Jack Seward, dokter sekaligus psikiater pada sebuah rumah sakit jiwa (mantan murid PvH). Serta Arthur Holmwood yang anak seorang pengusaha. Pertanyaanya adalah dimana para dukun, ahli sihir, kaum agamawan, atau cenayang yang biasanya jadi juru selamat pada kisah-kisah horor ini. Mereka semua telah disingkirkan oleh Bram Stoker, sang penulis “Dracula”.
       Muncul di penghujung abad ke 19. Tepatnya pada tahun 1897. Ketika itu adalah masa transisi penting menuju kekuasaan “sains”. Pelan tapi pasti, sains yang bersusah payah di gagas oleh Eropa Barat semenjak abad ke 16 itu mulai unjuk diri. Abad 19 di Eropa Barat, adalah fase revolusi industri. Sebuah revolusi yang berlatar belakang dari era modernitas. Filsafat ‘pencerahan’ mulai menemukan jalannya untuk membentuk wajah baru Eropa Barat. Wajah yang sangat bertolak belakang dari wajah Eropa selama hampir 2 ribu tahun lamanya. Tradisi sains yang telah ditinggalkan Bangsa Arab itu berhasil diteruskan oleh Bangsa Eropa.[4] London, sebagai wakil dari Inggris Raya, bisa dikatakan sebagai salah satu proyek utama sekaligus wajah modern Eropa.
       Mari kita simak awal mula penanganan dari ulah si Dracula ini. Korban pertamanya adalah Lucy Westenra. Lucy adalah tunangan dari Arthur. Setelah mendapat beberapa gigitan dari taring Dracula, Lucy mulai mengalami perubahan. Tubuhnya melemah seperti orang penderita anemia.[5] Arthur kemudian menghubungi sahabatnya, Jack. Jack ini tipikal dokter alumni universitas modern. Penanganannya terhadap Lucy dilakukan dengan prosedur medis kedokteran modern. Kesimpulannya, Jack tidak bisa memastikan penyakit yang diderita Lucy. Sampai disini, pendukung abad kegelapan masih bisa bersorak.
       Kemudian, Jack menghubungi bekas gurunya di Universitas Amsterdam yang bernama Professor van Helsing. Siapa itu Professor van Helsing? Seorang mahaguru nan eksentrik dari Universitas Amsterdam. Dia adalah tipikal ilmuwan modern yang “gila” dengan bermacam ilmu pengetahuan. Bukan hanya dunia kedokteran yang dia kuasai, namun juga ilmu-ilmu lainnya. Tidak ketinggalan, sang professor juga mengetahui berbagai mitos warisan masa lalu yang kerap jadi bumbu cerita pengantar tidur anak-anak kecil.
       Begitulah ketika telegram datang dari London perihal penyakit aneh tersebut, Prof. van Helsing segera menyebrangi Selat Channel menuju London. Kulit pucat yang tidak wajar, kesulitan bernafas, dan mimpi tentang kelewara sangat membuat PvH curiga. Ketika itu, Amsterdam-London bisa ditempuh dalam setengah hari. Pencapaian sains yang sangat revolusioner ketika itu. Tentu saja kapal uap maksudnya!
       Secepatnya PvH melihat keadaan Lucy. Wajah Lucy sudah sepucat kapur. Darah hampir menghilang dari sudut tubuhnya. Namun ia masih hidup. Lucy Westenra masih bisa dikatakan sebagai manusia pada saat ini.
-----------------------------------BERSAMBUNG




[1] JANGAN PERCAYA! Begitu kata Crowly. Crowly adalah karakter “setan baik hati” dalam novel Good Ommens. Awalnya dia memang jahat, namun waktu membuatnya menjadi insyaf. Jabatannya adalah semacam “anggota dinas intelejen” dengan misi khusus nan rahasia di Bumi. Konon Tuhan sekalipun tidak tahu maksud dan tujuan  Crowly di Bumi—sekali lagi jangan percaya! Dinas intelejen setan ini dipimpin langsung oleh Lucifer. Siapa itu Lucifer? Tanyalah Google.
[2] Istilah “subyek” digunakan untuk menyebut sesuatu yang levelnya di bawah manusia tapi tidak bisa disebut binatang atau kerabatnya.
[3] Count adalah salah satu gelar kebangsawan di Eropa.
[4] Perkembangan modernitas yang dilatarbelakangi masa pencerahan sangat debatable. Disini hanya untuk membicarakan masalah pengaruh modernitas pada novel karya Bram Stoker ini.
[5] Anemia tidak digunakan oleh Bram Stoker karena saat itu belum dikenal istilah anemia. Gejala yang dialami Lucy setelah digigit Dracula adalah seperti orang yang menderita anemia parah – menurut pendapat subyektif penulis.